Sabtu, 15 Januari 2011

Sejarah Penulisan Sirah Nabawiyyah (Riwayat Kehidupan Nabi Muhammad S.A.W)

Sejarah Penulisan Sirah Nabawiyyah (Riwayat Kehidupan Nabi Muhammad S.A.W)

Yang dimaksud dengan peristilahan “maghazi” dan “sirah” oleh penulis sejarah Islam zaman dahulu ialah catatan kisah perjuangan menegakkan agama Islam dan mempersatukan bangsa Arab di bawah pimpinan Muhammad Rasulullah s.a.w ; termasuk di dalamnya kisah tentang kelahiran dan pertumbuhan beliau hingga wafatnya, semua peristiwa yang dialami beliau semasa hidupnya dan riwayat kehidupan para sahabatnya yang berjuang bersama beliau menyebarkan agama islam ke semua penjuru dunia.

Bangsa Arab sebelum Islam tidak mengenal penulisan sejarah. Kejadian dan peristiwa masa silam mereka tuturkan secara lisan turun-temurun. Cara demikian itulah yang lazim disebut “riwayat”. Misalnya awal mula kedatangan orang-orang Bani Jurhum dari Yaman ke Hijaz.

Kemudian muncul tema riwayat baru mengenai kedatangan Muhammad Rasulullah s.a.w dan kegiatan da’wah Risalahnya yang dituturkan oleh para sahabat-Nabi dan kaun tabi’in (generasi kaum muslim sesudah generasi Nabi). Semuanya itu merupakan materi penulisan sejarah dan kemudian berkembang menjadi bahan pelajaran.

Hingga akhir zaman para Khalifah Rasyidun orang Arab belum mengenal penulisan sejarah atau riwayat. Yang mereka kenal hanya catatan ayat-ayat Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu Nahwu (tata bahasa Arab). Hal itu mereka lakukan sejak rasulullah s.a.w masih hidup hingga zaman-zaman berikutnya, dengan maksud menjaga keaslian kitab suci tersebut dan menjaga kemurnian bahasa Arab dari kerusakan akibat pergaulan kaum muslimin Arab dengan bangsa-bangsa lain setelah Islam tersebar luas ke berbagai negeri dan dipeluk oleh berbagai negara.

Pada masa kekuasaaan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, pendiri dinasti Bani Umayyah, ia menghendaki penulisan buku sejarah Islam dan bangsa Arab. Untuk itu ia mendatangkan dari Shan’a (Yaman) seorang bernama ‘Abid bin Syariyyah Al-Jurhumiy. Atas permintaan Mu’awiyah, ia menulis buku tentang kisah raja-raja dan peristiwa-peristiwa penting pada masa lalu. Langkah tersebut kemudian diikuti oleh beberapa orang cendekiawan islam, tetapi terbatas hanya pada soal khusus, tidak umum dan tidak menyeluruh: yaitu khusus mengenai sirah atau riwayat kehidupan Muhammad Rasulullah s.a.w. mereka tampak bergairah, karena hingga zaman kekuasaan ‘Umar bin ‘Abdul-‘Aziz (penguasa Bani Umayyah satu-satubya yang hidup penuh takwa dan zuhud) mereka dilarang menulis hadits atau riwayat apapun juga yang berkaitan dengan kehidupan Rasulullah s.a.w alasan satu-satunya ialah mencegah kemungkinan terjadinya percampur-adukan antara Al-Qur’an dan Hadits. Setelah larangan itu ditiadakan banyak ulama bermunculan memberitahukan hadits-hadits yang kemudian ditulis dalam kitab-kitab sirah.Pada mulanya orang menulis riwayat kehidupan RAsulullah s.a.w hanya berdasarkan nash-nash Al-Qur’an dan Hadits.

Beberapa penulis riwayat dan maghazi antara lain :
ü  Orang pertama diantara mereka ialah ‘Urwah bin Zubair bin ‘Al-Awwam dan Asma binti Abu Bakar As-Shiddiq, yang kedua-duanya termasuk sahabat nabi terdekat.
ü  Ibnu ishaq.
ü  Menyusul kemudian Abban bin’Utsman bin ‘Affan – wafat tahun 105 H – yang menulis buku kisah kehidupan Rasulullah s.a.w.
ü  Menyusul berikutnya Wahb bin Munabbih – wafat pada tahun 110 H – beberapa bagian buku yang ditulisnya mengenai berbagai peperangan (maghazi) hingga sekarang masih tersimpan baik di perpustakaan Hedelberg (Jerman).
ü  Syurahbil bin Sa’ad – wafat tahun 123 H.
ü  Ibnu Syihab Az-Zhuhriy – wafat tahun 124 H.
ü  ‘Ashim bin ‘Umar bin Qatadah – wafat tahun 120 H.
ü  ‘Abdullah bin Abu Bakar bin Hazm – wafat pada tahun 135 H.
ü  Musa bin ‘Uqbah – wafat tahun 141 H.
ü  Ma’mar bin Rasyid – wafat tahun 150 H.
ü  Yang paling menonjol adalah Muhammad bin Ishaq – wafat tahun 152 H. dengan kitabnya yang berjudul “Sirah Nabawiyyah”.
ü  Ziyad Al-Bakaniy – wafat tahun 183 H.
ü  Al-Waqidiy, penulis kitab “Al-Maghizi” – wafat tahun 207 H.
ü  Muhammad bin Sa’ad, penulis kitab “At-Thabaqatul-Kubra” – wafat tahun 230 H.
ü  Dan penulis sirah yang terkenal dengan nama Ibnu Hisyam – wafat tahun 218 H, dialah yang menyerpurnakan kitab sirah buatan tangan Ibnu Ishaq, sehingga ia menjadi penulis sirah yang sangat terkenal.

1 komentar:

  1. SALAM..
    SAYA INGIN BERTANYA, SAUDARA/I MENGGUNAKAN RUJUKAN DARI MANA? BOLEH BERKONGSI DENGAN SAYA.SY INGIN MEMBUAT KAJIAN TENTANG SEJARAH PENULISAN MAGHAZI JUGA..TQ

    BalasHapus